Sabtu, 14 Agustus 2010

Berilah keteladanan dengan bersemangat tinggi dalam bekerja

Menjadi pemimpin itu berat karena dimanapun dan kapanpun ia berada, harus mampu menjadi contoh bagi bawahan. Baik contoh dalam sikap dan perilaku, maupun dalam menghadapi tugas-tugas kantor yang sering menyita dan memusingkan kepala.

Sebagai pimpinan dituntut untuk menunjukkan jati diri kepemimpinan yang tinggi melalui etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi terwujud pada semangat kerja yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, tidak takut gagal, berani menghadapi resiko dan sebagainya serta menganggap kegagalan sebagai proses menuju sukses yang harus dilalui bukan rintangan yang menghancurkan semangatnya.

Pimpinan yang punya etos kerja tinggi tercermin dari kelihaiannya dalam menciptakan peluang. Mampu meminimalisir resiko dan memiliki visi dan misi yang gamblang. Berani tampil beda atau berani melawan arus jika merasa keyakinannya benar.

Pimpinan yang kredibel harus memiliki prinsip-prinsip di atas agar menjadi contoh yang baik di mata bawahannya. Seorang pimpinan tidak boleh patah arang hanya karena programnya gagal di tengah jalan. Ia harus mampu menunjukkan bahwa semangatnya melebihi kegagalan itu. Ia harus mampu bangkit dari kegagalan serta mampu mengubah sebuah kegagalan menjadi keberhasilan.

Sebagai atasan harus berani menanggung resiko atas keputusan yang telah dibuatnya. Mau bertanggungjawab dan berani disalahkan atas kegagalan yang terjadi karena keputusannya tersebut, serta tidak mau menyalahkan anak buahnya meskipun anak buahnya punya andil dalam kegagalan tersebut. Sebagai pimpinan ia harus mengambil alih kesalahan anak buah menjadi kesalahannya sendiri.

Sikap mudah menyerah, lari dari tanggungjawab, takut gagal dan tidak berani menghadapi resiko merupakan penyakit yang harus dibuang jauh-jauh dari penak pikiran seorang pimpinan, karena sikap yang demikian hanya akan menjadi preseden buruk bagi anak buahnya. Anak buah yang melihat atasannya mudah lungkrah akan mempengaruhi anak buahnya ikut menjadi lungkrah.

Latihlah agar anak-buah (mitra kerja) menjadi mandiri

Profesionalitas menuntut adanya kemandirian yang tinggi pada setiap komponen perusahaan utamanya karyawan. Kemandirian akan membuat kinerja perusahaan sesuai dengan harapan dan seluruh program dapat dikerjakan secara efektif dan efisien.

Bawahan yang mandiri berarti mampu memahami tugas-tugasnya dengan baik. Mampu bekerja secara cepat dan akurat tanpa menunggu perintah atasan. Bawahan yang mandiri sangat membantu tugas-tugas atasan sehingga atasan bisa lebih berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugasnya sendiri tanpa banyak bimbingan dari atasan.

Bawahan yang mandiri adalah kondisi ideal yang didambakan oleh setiap perusahaan yang bonafid dan atasan yang profesional. Persoalannya yang ada sekarang yaitu kenyataan yang sering bertolak belakang dengan angan-angan.

Bawahan mandiri ternyata tidak langsung jadi melainkan harus diciptakan. Sejumlah alasan yang ada adalah diantaranya rendahnya SDM membuat bawahan banyak yang tidak mampu memahami tugas-tugasnya tanpa petunjuk atasan. Namun ada banyak cara yang bisa dilakukan seorang atasan untuk membuat bawahan bisa tampil secara mandiri.

Diantaranya dengan memberinya tanggungjawab yang lebih besar untuk membangkitkan rasa percaya diri serta memberikan motivasi untuk mengatasi keragu-raguan pada dirinya.

Terkait dengan membentuk seorang bawahan yang mandiri, atasan yang bijaksana akan berusaha menghilangkan kesan otoritarianisme yang menjadi penghambat bawahan untuk mengeluarkan segala kemampuannya tanpa ragu-ragu.

Kamis, 12 Agustus 2010

Yakinkan bahwa bawahan mencontoh Anda

Teknik Efektif Meningkatkan Prestasi

oleh: Soetjitno Irmim-Abdul Rochim

“Konsep Efektif Meningkatkan Prestasi Bawahan”

Pemimpin adalah teladan baik terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri. Pemimpin teladan, adalah pemimpin yang penuh dengan tanggungjawab.

Setiap kata-katanya, tingkah lakunya selalu menjadi contoh bagi orang lain. Manusia yang dapat menjadi contoh secara langsung akan terhindar dari perilaku tidak pantas. Ia sibuk meneliti dirinya sehingga tidak sempat untuk meneliti keburukan orang lain.

Menjadi contoh yang utama, bukan untuk orang lain melainkan untuk dirinya sendiri. Ia menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri sebelum menjadi pemimpin bagi orang lain.

Menjadi contoh bagi diri sendiri itu jauh lebih sulit daripada menjadi contoh bagi orang lain. Mudah saja bagi kita menyuruh orang lain bebuat kebaikan, apalagi kalau kita adalah seorang yang punya pengaruh. Tetapi seringkali kita melupakan diri sendiri.

Ada dua aspek yang mesti kita ingat agar sikap dan perilaku selalu menjadi contoh bagi orang lain. Pertama, keyakinan bahwa setiap gerak-gerik kita kemungkinan besar ditiru orang lain. Kedua, keyakinan bahwa hati nurani tidak bisa dibohongi. Yang pertama akan menjadikan diri kita teladan secara lahiriah, sedangkan yang kedua akan menjadikan diri kita teladan secara lahir batin.