Menjadi pemimpin itu berat karena dimanapun dan kapanpun ia berada, harus mampu menjadi contoh bagi bawahan. Baik contoh dalam sikap dan perilaku, maupun dalam menghadapi tugas-tugas kantor yang sering menyita dan memusingkan kepala.
Sebagai pimpinan dituntut untuk menunjukkan jati diri kepemimpinan yang tinggi melalui etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi terwujud pada semangat kerja yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, tidak takut gagal, berani menghadapi resiko dan sebagainya serta menganggap kegagalan sebagai proses menuju sukses yang harus dilalui bukan rintangan yang menghancurkan semangatnya.
Pimpinan yang punya etos kerja tinggi tercermin dari kelihaiannya dalam menciptakan peluang. Mampu meminimalisir resiko dan memiliki visi dan misi yang gamblang. Berani tampil beda atau berani melawan arus jika merasa keyakinannya benar.
Pimpinan yang kredibel harus memiliki prinsip-prinsip di atas agar menjadi contoh yang baik di mata bawahannya. Seorang pimpinan tidak boleh patah arang hanya karena programnya gagal di tengah jalan. Ia harus mampu menunjukkan bahwa semangatnya melebihi kegagalan itu. Ia harus mampu bangkit dari kegagalan serta mampu mengubah sebuah kegagalan menjadi keberhasilan.
Sebagai atasan harus berani menanggung resiko atas keputusan yang telah dibuatnya. Mau bertanggungjawab dan berani disalahkan atas kegagalan yang terjadi karena keputusannya tersebut, serta tidak mau menyalahkan anak buahnya meskipun anak buahnya punya andil dalam kegagalan tersebut. Sebagai pimpinan ia harus mengambil alih kesalahan anak buah menjadi kesalahannya sendiri.
Sikap mudah menyerah, lari dari tanggungjawab, takut gagal dan tidak berani menghadapi resiko merupakan penyakit yang harus dibuang jauh-jauh dari penak pikiran seorang pimpinan, karena sikap yang demikian hanya akan menjadi preseden buruk bagi anak buahnya. Anak buah yang melihat atasannya mudah lungkrah akan mempengaruhi anak buahnya ikut menjadi lungkrah.